Selasa, 05 November 2013

TEORI HIERARKI BELAJAR (GAGNE AND BRIGS)


TEORI HIERARKI BELAJAR (GAGNE AND BRIGS)
Robert M. Gagne adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang mengembangkan pendekatan perilaku yang eklektik. Teori belajar yang dikembangkannya dapat dikelompokkan menjadi tiga macam konsep belajar yaitu:
(1) Hasil Belajar Gagne
(2) Kejadian-kejadian Belajar
(3) Kejadian-kejadian Intruksi

A.    Hasil-hasil Belajar Gagne.
Dalam mengajar harus merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dijadikan sebagai tolok ukur dari hasil belajar siswa. Gagne memaparkan 5 tujuan belajar yang bersifat kognitif, psikomotor, dan afektif. Hasil belajar ini berwujud penampilan-penampilan yang disebut kemampuan-kemampuan (capabilities). Di antaranya bersifat kognitif, yaitu: keterampilan intelektual, strategi-strategi kognitif, dan informasi verbal
1.      Keterampilan Intelektual
Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah diskriminasi-diskriminasi, konsep-konsep konkret, konsep terdefinisi, aturan-aturan, dan aturan-aturan tingkat tinggi
1.1 Diskriminasi-diskriminasi, merupakan suatu konsep kemampuan untuk mengadakan respons-respons yang berbeda terhadap stimulus-stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih dimensi fisik.
1.2 Konsep-konsep konkret, menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek. Dalam hal ini diyakini bahwa penampilan manusia merupakan sebuah konsep yang konkret. Belajar konkret merupakan prasyarat dari belajar abstrak.
1.3 Konsep terdefinisi, mensyaratkan kemampuan mendemonstrasikan arti dari kelas tertentu tentang objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubungan-hubungan.
1.4 Aturan-aturan, menunjukkan bagaimana penampilan mempunyai semacam "keteratuan" dalam berbagai situasi khusus. Dalam hal ini konsep terdefinisi merupakan merupakan suatu bentuk khusus dari aturan yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek, dan kejadian-kejadian. Dapat pula dikatakan bahwa konsep terdefinisi merupakan suatu aturan pengklasifikasian.
1.5 Aturan-aturan tingkat tinggi, merupakan gabungan dari berbagai aturan-aturan sederhana yang dipergunakan untuk memecahkan masalah. Aturan-aturan yang kompleks atau aturan-aturan tingkat tinggi ditemukan untuk memecahkan suatu masalah praktis atau sekelompok masalah.

2. Strategi-strategi kognitif
Stategi-strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar mengingat, dan berpikir
2.1 Strategi-strategi menghafal, yaitu siswa melakukan latihan tentang materi yang dipelajari dalam bentuk pengulangan terus-menerus.
2.2 Strategi-strategi elaborasi, yaitu siswa mengasosiakan hal-hal yang akan dipelajari dengan bahan-bahan lain yang tersedia. Misalnya mempelajari puisi dengan cara memparafrasekan puisi tersebut.
2.3 Strategi-strategi pengaturan, yaitu mempelajari materi dengan menyusun kerangka yang teratur dari materi tersebut.
2.4 Strategi-strategi metakognitif, meliputi kemampuan siswa untuk menentukan tujuan belajar, memperkiran keberhasilan pencapain tujuan itu, dan memilih alternatif untuk mencapai tujuan itu.
2.5 Strategi-strategi afektif, yaitu teknik yang digunakan siswa untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian, mengendalikan kemarahan dan menggunakan waktu secara efektif.

3. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah informasi yang diperoleh dari belajar di sekolah, kata-kata yang diucapkan orang, membaca, radio, televisi, dan media yang lain.

4. Sikap-sikap
Sikap-sikap yang umum biasanya disebut dengan nilai. Sikap-sikap ini ditujukan pada perilaku-perilaku sosial seperti kata-kata kejujuran, dermawan, dan istilah-istilah lain yang lebih moralitas.

5. Keterampilan-keterampilan motorik
Keterampilan motorik tidak hanya meliputi kegiatan fisik, tetapi juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabungkan dengan kegiatan-kegiatan intelektual, misalnya membaca dan menulis.

B.     Kejadian-kejadian Belajar
Kejadian-kejadian belajar merupakan fasa-fasa belajar yang terdiri atas fasa motivasi, pengenalan, pemerolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi,penampilan, dan umpan balik.

C.    Kejadian-kejadian Instruksi
Menurut Gagne bukan hanya guru yang dapat memberikan instruksi; kejadian-kejadian instruksi dapat pula diterapkan pada belajar penemuan, belajar di luar kelas atau belajar di dalam kelas. Tetapi kejadian instruksi yang dikemukakan Gagne merupakan kejadian-kejadian instruksi yang terjadi pada guru ketika menyampaiakn pelajaran pada sekelompok siswa. Yang termasuk dalam kejadian-kejadian instruksi tersebut antara lain adalah:

(1) mengaktifkan motivasi (activating motivation)
(2) memberi tahu tujuan-tujuan belajar
(3) mengarahkan perhatian (directting attention)
(4) merangsang ingatan (stimulating recall)
(5) menyediakan bimbingan belajar
(6) meningkatkan retensi (enhancing retention)
(7) melancarkan transfer belajar
(8) mengeluarkan penampilan; memberikan umpan balik

1.      Mengaktifkan motivasi
Merupakan langkah pertama dalam setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memberikan motivasi belajar pada siswa.
2.      Memberi tahu tujuan-tujuan belajar
Pengajar menyampaikan tujuan belajar agar siswa mengetahui latar belakang penyampaian materi serta mengetahui apa yang akan dipelajari. Tahap ini biasanya dirumuskan dengan tujuan instruksional khusus/tujuan pembelajaran
3.      Mengarahkan perhatian
Gagne mengemukakan 2 bentuk perhatian yaitu perhatian yang berbentuk stimulus dan perhatian yang berbentuk persepsi selektif.
4.      Merangsang ingatan
Mengingat pelajaran yang telah lampau dengan cara pemberian kode pada informasi yang berasal dari memori jangka pendek. Pengajar dapat melakukannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan suatu pengulangan.
5.      Menyediakan bimbingan belajar
Bimbingan belajar dimaksudkan untuk memperlancar masuknya informasi ke memori jangka panjang. Dapat dilakukan dengan mengaitkan informasi baru pada pengalaman siswa.
6.      Meningkatkan retensi
Retensi atau bertahannya materi dapat dilakukan dengan banyak kali pengulangan terhadap materi tersebut.
7.      Membantu transfer belajar
Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi baru. Pada transfer belajar diperlukan penguasaan konsep-konsep, fakta-fakta, keterampilan-keterampilan oleh para siswa
8.      Mengeluarkan penampilan dan memberikan umpan balik
Pengajar memberikan kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik, sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar.
Berdasarkan analisis dari kejadian-kejadian belajar, Gagne menyarankan agar pengajar memperhatikan kejadian-kejadian instruksi yang bisa dihubungkan dengan fasa-fasa belajar, serta hierarki belajar.
Teorinya menjelaskan tiga hal, yaitu taksonomi hasil belajar, kondisi belajar khusus, dan 9 peristiwa pembelajaran. Bloom, mengkategoikan taksonomi hasil belajarnya kedalam tiga ranah, kognitif, psikomotorik dan afektif. Taksonomi ranah kognitif dibuat sendiri oleh Bloom, sementara ranah afektif dibuat bekerjasama dengan Masia dan ranah psikomotorik dibuat bersama Simpson.
Beda dengan Bloom, Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam 5 komponen, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Jadi, tiga ranah dalam taksonomi Bloom tercakup semua disini. Asumsi Gagne bahwa hasil belajar yang berbeda memerlukan kondisi belajar yang berbeda pula. Artinya untuk membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik. Taksonomi yang dibuat oleh Gagne ini adalah taksonomi hasil belajar pertama, sebelum dibenahi oleh Bloom dkk, dan sekarang tahun 1999 lalu telah diperbaiki oleh Crathwol dkk.
Hal kedua dari teori Gagne adalah kondisi belajar khusus (specifik learning condition). Untuk mencapai tujuan pembelajaran, harus memperhatikan kondisi khusus (critical condition) yang harus disiapkan untuk mencapai itu. Misal, jika tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah mengingat sejumlah kosa kata, katakanlah maka kita harus menyiapkan kondisi khusus yaitu berupa petunjuk (cues) atau tips alias trik tertentu, sehingga siswa bisa mengingat dan memahaminya.
Hal ketiga adalah 9 peristiwa pembelajaran, yaitu:
  1. Gaining Attention; yaitu upaya tata cara untuk meraih perhatian siswa.
  2. Informing learner of the objectives; memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh;
  3. Stimulating recall of prior learning; pengajar biasa menyebutnya dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk mengingat pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa yang akan dipelajari berikutnya;
  4. Presenting stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus;
  5. Providing learning guidance; berikan bimbingan belajar;
  6. Eliciting performance; tingkatkan kinerja;
  7. Providing feed back; alias berikan umpan balik;
  8. Assessing performance; ukur capaian hasil belajar mereka;
  9. Enhancing retention and transfer; tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.
Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne
Teori ini ditemukan oleh Gagne didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.
Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang komulatif (gagne, 1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal. Belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah, karena belajar bersifat kompleks.
Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah : mekanisme dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks. Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas atau outcome. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :
1.      Stimulus dan lingkungan
2.       Proses kognitif

Menurut Gagne belajar dapat dikategorikan sebagai berikut
1) Verbal information (informasi verbal)
2) Intellectual Skill (skil Intelektual)
3) Attitude (perilaku)
4) Cognitive strategi (strategi kognitif)
Belajar informasi verbal merupakan kemampuan yang dinyatakan , seperti membuat label, menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, seperti membuat pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.
            Kemampuan skill intelektual adalah kemampuan pembelajar yang dapat menunjukkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan, menggunakan bahasa untuk mengungkapkan konsep, menggunakan rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu “ Knowing how”
Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mempengaruhi pilihan pembelajar (peserta didik) untuk melakukan suatu tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau orang yang diidolakan.
Strategi kognitif adalah kemampuan yang mengontrol manajemen belajar si pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan melatih pembelajar memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-teori untuk memecahkan masalah ril dilapangan. Melalui pendidikan formal diharapkan pembelajar menjadi “self learner” dan “independent tinker”.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu,
(1) motivasi
(2) pemahaman
(3) pemerolehan
(4) penyimpanan
(5) ingatan kembali
(6) generalisasi
(7) perlakuan
(8) umpan balik.
Menurut Gagne hasil belajar dimasukkan ke dalm 5 kategori sebagai berikut :
Kategori hasil belajar
Tujuan instruksional khusus
1.      Informasi verbal
Menyatakan tentang perubahan undang undang sementara menjadi undang- undang 45
2.      Kemahiran intelektual

2.1.Diskriminasi

2.2.Konsep konkret


2.3.Konsep yang didefinisikan

2.4.Kaidah atau rule

2.5.Prinsip ( high order rule )
Menunjukkan bagaimana melakukan berikutnya.
Membedakan antara bentuk huruf ” b’s” dan ”d’s’.
Relasi tempat diantara benda- benda seperti ”diatas”, ”dibawah”.
Mengklasifikasi ” kota ” dengan menggunakn definisi.
Mendemonkrasikan air akan membeku pada tempat yang bersuhu 0 C
Menerapkan hukum untuk meramnalkan jatuhnya hujan dengan memberikan situasi tempat dan daerah.
3.      Peraturan kegiatan kognitif
Memulai rencana kerja untuk mengatur malm kesenian.
4.      Sikap
Memilih berenang sebagai latihan yang paling dusukai
5.      Ketrampilan motorik
Mengendarai mobil

1.      Informasi verbal adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang dapt di ungkapkna melalui bhasa lisan maupun tulisan kepada ornag lain.
2.      Kemahiran intelektual adalah bagaimana seorang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri.
a.    Diskriminasi adalah kemampuan seseoarng dalm membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
b.    Konsep yaitu suatuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri- ciri yang sama.
c.     Kaidah (rule) adalah dua konsep atau lebih jika dihubungkan satu sam lain, terbentuk suatu keteraturan. Misalnnya besi jika dipanskan akan memuai.
d.    Prinsip atau higer order rule yaitu terjadi kombinasi dari beberap kaidah sehingga terbentuk kaidah yang lebih tinggi dan lebih kompleks
3.      Peraturan kegiatan kognitif yaitu kemampuan yang dapt menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri khususnya bila sedang belajar dan berfikir.
4.      Keterampilan motorik yaitu sseoarng yang mampu melakukan sesuatu rangkain gerak gerik jasmani dalm urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antar gerak gerik berbagi anggota pada secara terpadu.
5.      Sikap yaitu sikap tertentu dari sseorang terhadap suatu objek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar