Selasa, 05 November 2013

TEORI ELABORASI


TEORI ELABORASI
A. Defenisi
Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya. Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita. Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan.
Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledge-nya sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya. Contoh dari penggunaan elaborasi adalah ketika seorang anak berusia 11 tahun mengingat barisan staff musical (E, G, B, D,F) dengan cara mengasosiasikan mereka dengan frase “Every Good Boy Does Fine”.

B. Temuan Penelitian tentang Teori Elaborasi
Elaborasi sebagai cara untuk mengorganisasi isi pembelajaran. Sebagai suatu model yang berusaha mengintegrasikan strategi-strategi yang telah teruji kebenarannya, maka model Elaborasi memerlukan bukti empirik untuk memperkuat landasan teoritiknya. Penelitian-penelitian itu dilaksanakan oleh ausubel (1968), Reigeluth dan Stein (1983), Hanclosky (1986), Degeng (1988), Wedman dan Smith (1989), dan lain-lain.
1.      Penelitian Oleh Hanclosky (1986)
Adalah orang pertama yang melakukan penelitian membandingkan teori Elaborasi, advance organizer, dan analisis tugas dalam belajar konsep dan prinsip. Salah satu dari sejumlah hipotesis yang diuji adalah bahwa untuk belajar konsep dan prinsip teori Elaborasi lebih unggul, jika dibandingkan dengan advance organizer dan analisis tugas.
Hasil yang serupa juga diramalkan terjadi dalam tes yang diadakan setelah lima minggu pasca-tes. Hipotesis ini didukung oleh hasil penelitian uji coba, namun tidak demikian halnya oleh penelitian akhir. Penelitian akhir menemukan hasil yang bertentangan dengan penelitian uji coba. Untuk belajar konsep, kelompok yang mendapat perlakuan analisis tugas lebih unggul (p <0,05), jika dibandingkan dengan kelompok yang mendapat perlakuan advance organizer dan teori Elaborasi.
Namun demikian hasil ini hanya terjadi berdasarkan analisis pasca-tes, dan setelah 5 minggu pasca-tes perbedaan ini menjadi tidak signifikan. Hasil yang berlawanan terjadi dalam belajar prinsip. Kelompok yang mendapat perlakuan analisis tugas lebih unggul (p <0,05), jika dibandingkan dengan kelompok yang mendapat perlakuan advance organizer dan teori Elaborasi, dalam tes yang dilaksanakan setelah 5 minggu pasca-tes. Dalam pasca-tes, untuk belajar prinsip, kelompok yang mendapat perlakuan analisis tugas lebih unggul terhadap kelompok yang mendapat perlakuan advance organizer.

1.      Penelitian oleh Degeng (1988)
Dalam penelitiannya, Degeng membandingkan model pengorganisasian pembelajaran Elaborasi dengan buku teks. Isi buku teks diorganisasi kembali mengikuti rambu-rambu model Elaborasi. Selanjutnya organisasi isi berdasarkan buku teks asli dan organisasi isi berdasarkan model Elaborasi, dibandingkan pengaruhnya terhadap perolehan belajar informasi verbal, konsep, dan retensi. Ditemukan pengorganisasian pembelajaran dengan model Elaborasi lebih unggul dari pengorganisasian pembelajaran dengan menggunakan urutan buku teks, baik untuk belajar informasi verbal maupun konsep.

2.      Penelitian oleh Dengeng dan Sukarnyana (1992; 1994)
Yaitu membandingkan keefektifan model Elaborasi ala Reigeluth, yang disebut sebagai Model Elaborasi bertahap (MEB) dan Model Elaborasi Tuntas (MET) untuk meningkatkan perolehan belajar dan retensi. Kesimpulannya : MEB teruji lebih efektif dibandingkan dengan MET, baik untuk meningkatkan perolehan belajar maupun untuk mempertahankan retensi. Keunggulan dari model Elaborasi bertahap tidak berinteraksi dengan variabel gaya kognitif dan motivasi berprestasi mahasiswa.

3.      Penelitian oleh Wedman dan Smith (1989)
Tujuannya adalah menguji pengaruh pembelajaran yang diorganisasi dengan hirarkhi belajar dan model Elaborasi pada hasil belajar mengingat dan menerapkan prinsip. 69 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah produksi media pendidikan mempelajari satu dari dua versi teks pembelajaran yang berkaitan dengan prinsip-prinsip fotografi. Satu versi diorganisasi dengan menggunakan preskripsi hirarkhi belajar, dan yang kedua menggunakan preskripsi model Elaborasi.
Ditemukan bahwa kedua kelompok tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan secara statistik dan teks untuk versi hirarkhi belajar lebih pendek dan membutuhkan waktu lebih singkat untuk menyelesaikannya. Lusiana (1992) dengan menggunakan konteks pembelajaran Bidang Studi Keperawatan, dan Anitah (1996) dengan menggunakan konteks pembelajaran Teori-Musik Dasar, menyimpulkan bahwa model Elaborasi ala Reigeluth (Elaborasi bertahap) lebih efektif jika dibandingkan dengan model Elaborasi tuntas.
Reigeluth (1987) telah mengembangkan model teoretik Elaborasi ke dalam bentuk pembelajaran konkret. Akan lebih mendasar apabila penelitian-penelitian lanjutan mengenai model Elaborasi, diacukan pada cqntoh pengembangan yang telah dibuat I oleh pencetus model ini. Kini, sumber-sumber telah lebih banyak Itersedia. Penelitian lanjutan amat diharapkan agar model Elaborasi benar-benar dapat dijadikan preskripsi bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran tingkat makro.

C. Komponen strategi teori Elaborasi
Teori Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh komponen strategi, yaitu:
1) Urutan elaboratif untuk struktur utama pengajaran
Merupakan rangkaian sederhana ke rangkaian yng lebih kompleks dimana,
* Ide umum yang digambarkan tidak hanya meringkas ide yang ada
* Penggambaran (epitomize) dilakukan berdasarkan pada tipe materi tunggal.

Penggambaran (epitomize) dan meringkas dibedakan dalam dua hal penting ;
1.Menyajikan bagian kecil ide yang telah dipelajari kelas
2.Menyajikannya secara konkrit, penuharti, pada tingkat aplikasi.
Meringkas penyajiannya mempertimbangkan hal-hal yang lebih luas, tetapi lebih dangkal, abstrak, pada tingkatan mengingat.

Tipe materi tunggal
Proses epitomizing dilakukan dengan salah satu dari tiga tipe materi : konsep, prosedur, prinsip. Konsep adalah sekumpulan objek, peristiwa, simbol yang mempunyai karakter pasti. Prosedur adalah kumpulan tindakan yang berpengaruh pada sesuatu yang dicapai. Prinsip adalah mengenal hubungan antara perubahan pada sesuatu dan perubahan pada yang lain. Hal ini dinamakan hipotesa, proposisi, aturan, hukum tergantung jumlah bukti kebenarannya.
Dari tiga tipe materi ini dipilih yang paling penting untuk mencapai tujuan umum dalam kelas. Untuk selanjutnya rangkaian elaborasi mempunyai karakterisasi : konseptual organisasi, prosedur organisasi, teori organisasi. Esensi proses epitomizing memerlukan :
- Menyeleksi salah satu tipe materi sebagai materi organisasi ( konsep, prinsip, prosedur )
- Menyeleksi salah satu tipe materi sebagai materi organisasi ( konsep, prinsip, prosedur )
- Membuat daftar pada materi organisasi yang telah dipelajari dalam kelas.
- Menyeleksi beberapa materi organisasi yang lebih mendasar, sederhana, dan fundamental.
- Menyajikan ide pada tingkatan aplikasi

2) Urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran)
Struktur belajar adalah struktur yang menunjukkan fakta atau ide yang harus dipelajari sebelum mendapatkan ide yang baru.

3) Summarizer (rangkuman)
Meringkas adalah komponen strategi yang memberikan :
- Pernyataan singkat pada tiap masalah/ide dan fakta yang telah dipelajari
- Contoh referensi untuk setiap masalah/ide
- Beberapa diagnose, tes praktek untuk diri sendiri untuk tiap masalah/ide.

2  macam ringkasan dalam teori elaborasi :
Ringkasan dari dalam, yang datang pada setiap akhir pelajaran dan ringkasan hanya dari ide dan fakta yang telah dipelajari . Kumpulan ringkasan, ringkasan dari semua fakta dan ide yang telah dipelajari sepanjang dalam kumpulan materi pelajaran yang dipelajari siswa. Sekumpulan pelajaran adalah beberapa pelajaran, ditambah pelajaran yang dielaborasi, ditambah pelajaran lain yang juga dielaborasi.

4) Syintherizer (sintesa)
Dalam pembelajaran sangat penting menggabungkan dan menghubungkan materi/ide yang yang telah dipelajari seperti :
-          Memberikan macam-macam pengetahuan yang bernilai kepada pelajar .
-          Memberikan fasilitas pengertian yang mendalam pada individu melalui perbandingan dan perbedaan.
-          Menambah efek motivasi dan keberartian pada pengetahuan baru .
-          Menambah ingatan dengan menambah kreasi yang berhubungan pengetahuan baru dan diantara pengetahuan baru dengan siswa yang relevan dengan pengetahuan sebelumnya.
Sintesa adalah strategi untuk menghubungkan dan menggabungkan kumpulan konsep, kumpulan prosedur, kumpulan prinsip.

5) Analogi
Analogi menggambarkan kesamaan antara beberapa masalah/ide baru dengan yang sudah dikenal diluar materi yang diajarkan. Analogi menolong ketika ada masalah/ide yang sukar untuk dimengerti, dengan menghubungkan materi yang sukar dan belum kita kenal ke pengetahuan yang sudah dikenal tetapi diluar materi yang diajarkan.

6) Cognitive strategy activator (pengaktif strategi kognitif)
Pembelajaran akan lebih efektif untuk memperluas kebutuhan siswa yang sadar atau tidak sadar menggunakan strategi kognitif yang relevan, karena bagaimana proses pemberian input pada siswa merupakan rangkaian yang penting dalam proses belajar. Strategi kognitif meliputi kecakapan belajar dan kecakapan berfikir yang dapat digunakan secara menyeluruh pada materi, seperti mengkreasikan mental image dan mengenal analogi. Strategi kognitif dapat dan harus diaktifkan selama pelajaran. 2 arti pada penyelesaian telah digambarkan Rigney (1978) sebagai berikut :
-          Pertama, pembelajaran didesain dalam setiap cara untuk mendorong siswa menggunakan strategi kognitif khusus, seringkali tanpa disadari siswa dalam kenyataannya menggunakan strategi ini. Strategi ini meliputi pembelajaran dengan menggunakan gambar, diagram, mnemonic, analogy, dan peralatan yang mendorong siswa untuk berinteraksi dengan materi tertentu.
-          Bentuk kedua pada aktivator adalah strategi dimana secara langsung mempekerjakan strategi kognitif yang telah diperoleh sebelumnya.

7) Kontrol belajar.
Siswa diberi kebebasan dalam hal seleksi dan mengurutkan :
1.      Materi yang telah dipelajari
2.      Peringkat yang akan dipelajari
3.      Komponen strategi pembelajaran yang diseleksi dan urutan yang digunakan
4.      Strategi kognitif khusus siswa yang mengerjakan ketika berhubungan dengan pembelajaran.
.
2 cara yang dapat dilakukan dalam memberikan materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Elaborasi, yaitu:
b.      Menjelaskan satu topik materi, dimulai yang mendasar hingga pada kedalaman materi yang diinginkan dan dilanjutkan dengan menjelaskan topik materi yang lainnya dengan cara yang sama dengan sebelumnya.
c.       Menjelaskan seluruh submateri secara keseluruhan, yang mendasar dan dilanjutkan kepada bagian submateri secara keseluruhan, hingga kedalaman materi yang diinginkan.

D. Prinsip-prinsip teori Elaborasi dalam pembelajaran
a.       Menyajikan kerangka mata kuliah pada fase atau pertemuan pertama
b.      Bagian-bagian yang tercakup kedalam kerangka isi hendaknya di elaborasi secara bertahap
c.       Bagian yang terpenting hendaknya di elaborasi pertama kali
d.      Kedalaman dan keluasan elaborasi hendaknya dilakukan secara optimal
e.       Pensintesis hendaknya diberikan setelah setiap kali melakukan elaborasi
f.       Jenis pensintesis hendaknya disesuaikan dengan tipe isi mata kuliah
g.      Rangkuman hendaknya diberikan sebelum setiap kali menyajikan pensintesis

E. Langkah-langkah pengajaran dengan model Elaborasi
a.       Pengajaran dimulai dengan menyajikan kerangka isi struktur yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi.
b.      Elaborasi tahap pertama, yaitu mengElaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang terpenting. Elaborasi tiap-tiap bagian diakhiri dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup konstruk-konstruk yang baru saja diajarkan (pensintesis internal).
c.       Pada akhir Elaborasi tahap pertama, diberikan rangkuman dan diikuti dengan pensintesis eksternal. Rangkuman berisi pengertian-pengertian singkat mengenai konstruk-kontruk yang diajarkan dalam Elaborasi.
d.      Elaborasi tahap kedua. Setelah Elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan dengan kerangka isi, pengajaran diteruskan ke Elaborasi tahap kedua, yang mengElaborasi bagian pada Elaborasi tahap pertama dengan maksud membawa pebelajar pada tingkat kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pengajaran. Pada Elaborasi tahap kedua ini juga disertai rangkuman dan pensintesis internal.
e.       Pemberian rangkuman. Pada akhir Elaborasi tahap kedua, diberikan rangkuman dan sintesis eksternal, seperti pada Elaborasi tahap pertama.
f.       Setelah semua Elaborasi tahap kedua disajikan, disintesiskan, dan diintegrasikan ke dalam kerangka isi, pola seperti ini akan berulang kembali untuk Elaborasi tahap ketiga, dan seterusnya sesuai dengan kedalaman yang ditetapkan oleh tujuan pengajaran.
g.      Pada tahap akhir pengajaran, disajikan kembali kerangka isi untuk mensintesiskan keseluruhan isi bidang studi yang telah diajarkan.

10 komentar:

  1. refrensinya bukunya masih ada gak? saya sedang menulis skripsi tentang strategi pembelajaran elaborasi tapi refrensinya gak ada. saya sudah mencari kemana-mana di sekitaran Lombok tapi tidak ada.. mohon dibalas ini kontakku 085338629645

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang Erma musdar mau nanya sudah dapat referensinya blum ya?? boleh di bagi dong infonya,.saya juga nyari-nayri nich.,,

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Sudah ada,, maaf baru dibaca komennya,,

      Hapus
    4. Sudah ada,, maaf baru dibaca komennya,,

      Hapus
    5. SUdah ada,, ini Erma,, maaf baru lihat komennya,,

      Hapus
    6. SUdah ada,, ini Erma,, maaf baru lihat komennya,,

      Hapus
  2. Tolong di informasikan referensinya :)

    BalasHapus
  3. Tolong di informasikan referensinya :)

    BalasHapus
  4. referensi bukunya apa ya min ? :)

    BalasHapus