MAKALAH ASKEB II (PERSALINAN)
ASUHAN SAYANG IBU DAN
SAYANG BAYI
D
I
S
U
S
U
N
O L EH:
NAMA : KHOLILAH LUBIS
NIM : P07524109021
DOSEN PEMBIMBING : IDAU GINTING, SST, M.KES
POLTEKKES KEMENKES RI
PRODI D – III KEBIDANAN
M E D A N
2010
ASUHAN SAYANG IBU DAN SAYANG BAYI DALAM ASUHAN PERSALINAN
A. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya. Kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Asuhan sayang ibu bertujuan agar memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.
Konsep Asuhan Sayang Ibu
Konsep asuhan sayang menurut pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
1. Asuhan yang aman berdasarkan evidencen based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa aman dan nyaman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
4. Asuhan sayang ibu berpusat pada pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarga dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
Badan Coalition Of Improving Maternity Service (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan 10 langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:
1. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan.
2. Memberikan infromasi mengenai praktek kebidanan termasuk intervensi dan hasil asuhan.
3. Memberi asuhan yang peka responsif dengan kepercayaan, nilai adat istiadat.
4. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memiliih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu.
5. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan berkesinambungan.
6. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitiaan ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intravena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
7. Mengajarkan pada pemberian asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
8. Mendorong semua ibu untuk member ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
9. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
10. Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.
Prinsip umum sayang ibu
Prinsip sayang ibu adalah sebgai berikut:
1. Memahami bahwa kelahiran merupakan prose salami dan fisiologis
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa indikasi
3. Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
4. Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu
5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu
6. Membantu ibu agar merasa aman , nyaman, dan didukung secara emosional
7. Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup
8. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan dalam mengambil keputusan
9. Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis,spiritual dan sosial ibu/keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
ASUHAN SAYANG IBU SELAMA PROSES PERSALINAN
v KALA I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap 0-10 cm. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai martabatnya,dan sapa dengan ramah dan sopan.
2. Jawab pertanyaan yang di ajukan ibu atau anggota keluarga.
3. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.
4. Memberikan dukungan emosinal.
5. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya
6. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan
7. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara:
a) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu
b) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi
c) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut
d) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain
e) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman
8. Mengatur posisi ibu sehinggga terasa aman
9. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi serta memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi dan oleh karena itu menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif
10. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan. Karena kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunnya kepala menyebabkan ibu tidak nyaman, meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan, mengganggu penatalaksanaan distosia baru, meninggkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan
11. Pencegahan infeksi, agar mewujudkan persalianan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi,menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dan bayi baru lahir.
v KALA II
Kala II adalah kala dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Pendamping ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga lain
2. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain:
a) Membantu ibu untuk berganti posisi
b) Melakukan ransangan taktil
c) Memberikan makanan dan minuman
d) Menjadi teman bicara / pendengar yang baik
e) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.
3. Keterlibatan penolong persalinan selama prose persalinan dan kelahiran dengan cara:
a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga
b) Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan
c) Melakukan pendamping selama proses persalinan dan kelahiran.
4. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan cara:
a) Mengurangi perasaan tegang
b) Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi
c) Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong
d) Menjawab pertolongan ibu
e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya
f) Memberitahu hasil pemeriksaan.
8. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu .
9. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.
v Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dilakukan adalah:
1. Memberikan kesempatan pada ibu untuk memeluk bayi nya dan menyusui segera
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Pencegahan infeksi pada kala III
4. Mementau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan)
5. Melakukan kolaborasi / rujukan bila terjadi kegawat daruratan
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
7. Memberikan nutrisi dan pendampingan selama kala III
v Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dimana 2-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adlah :
· Memberikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal
· Membantu ibu untuk berkemih
· Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan message uterus
· Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir
· Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya post partum seperti perdararahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat
· Pemenuhan nutrisi dan hidrasi
· Pendampingan pada ibu selama kala IV
· Nutrisi dan dukungan emosional.
B. Asuhan Sayang Bayi
Lakukan perawatan bayi
Alat-alat untuk perawatan bayi
· Pengisapan lender (mukus ekstraktor aspirator
· Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi
· Alat resusitasi untuk pernafasan
· Obat-obatan : glikosa 40%, larutan bikarbonas natrikus 7,5%, nalorf in sebagai antidotum morfin dan petidin
· Alat pemotong,pengikat, dan antiseptik tali pusat
· Tanda pengenal bayi (identifikasi ) yang sama dengan ibu
· Tempat tidur bayi dan inkubator bayi
· Stop-watch dan thermometer
Pertolongan pada waktu bayi lahir
· Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril
· Jam lahir dicatat dengan stop-watch
· Lendir diisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan denagn kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
· Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.
· Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernafas, serta menggerakkan tangan dan kakinya ; kulit akan berwarna kemerahan.
· Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat- hangat kuku dari lumuran darah, air ketuban, mekoneum, dan verniks kaseosa. Ada pula yang membersihkannya dengan minyak kepala atau minyak zaitun.
· Janagan lupa menilai bayi dangan nilai Apgar .
· Bayi ditimbang berat badannya dan diukur panjang badan lainnya kemudian dicatat dalam status
· Perawatan mata bayi : mata bayi, dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorrhoe :
a) Metode Crede : dengan tetesan nitras argenti 1-2% sebanyak 2 tetes pada masing-masing mata.
b) Penisilin salep atau gramycin salep mata
· Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada fimosis dan apakah descensus testikulorom telah lengkap. Di beberapa negara Barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.
· Bayi akhirnya diperlihatkan kepada ibu, ayah, dan keluarga yang mendampingi.
Perawatan bayi 2 pekan pertama
· Kebersihan
a) Kencing dan berak harus dijaga da selalu dibersihkan, popok diganti
b) Tempat tidur dan pakaian bayi harus bersih dan hangat
· Menyusukan bayi
a) Pada jam 12 pertama bayi puasa kemudian baru disusui
· Makanan tambahan, kalau ASI kurang
· Mandikan bayi dan rawat tali pusat
terimakasih
BalasHapus